Round Robin Scheduling
Algoritma ini
menggilir proses yang ada di antrian. Setiap proses mendapat jatah sebesar time
quantum. Jika time quantum-nya habis atau proses sudah selesai, CPU akan dialokasikan
ke proses berikutnya.
Semua proses
mendapat jatah waktu yang sama dari CPU yaitu (1/n), dan tak akan menunggu
lebih lama dari (n-1)q dengan q adalah lama 1 quantum. Jika q terlalu besar
maka akan sama dengan algoritma FCFS. Jika terlalu kecil, akan semakin banyak
peralihan proses sehingga banyak waktu terbuang.
Konsep
dasar dari algoritma ini adalah dengan menggunakan time-sharing. Pada dasarnya
algoritma ini sama dengan FCFS, hanya saja bersifat premptive. Setiap proses
mendapatkan waktu CPU yang disebut dengan waktu quantum (quantum time) untuk
membatasi waktu proses, biasanya 1-100 milidetik. Setelah waktu habis, proses
ditunda dan ditambahkan pada ready queue.
Jika suatu proses memiliki CPU burst
lebih kecil dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan
melepaskan CPU jika telah selesai bekerja, sehingga CPU dapat segera digunakan
oleh proses selanjutnya. Sebaliknya, jika suatu proses memiliki CPU burst yang
lebih besar dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan
dihentikan sementara jika sudah mencapai waktu quantum, dan selanjutnya
mengantri kembali pada posisi ekor dari ready queue, CPU kemudian menjalankan
proses berikutnya. Jika terdapat n proses pada ready queue dan waktu quantum q,
maka setiap proses mendapatkan 1/n dari waktu CPU paling banyak q unit waktu
pada sekali penjadwalan CPU.
0 komentar:
Posting Komentar